Minggu, 03 Oktober 2010
Omzet Bibit Parfum Kian Wangi
Parfum begitu diminati masyarakat, tanpa pandang usia dan jenis kelamin. Aroma-aroma pilihan yang dapat menciptakan efek memabukan dan memancing minat serta perhatian tersebut, terdiri dari bermacam jenis. Setiap jenis parfum dapat menjelaskan identitas, kepribadian dan prestice seseorang.
Banyak alasan seseorang menggunakan parfum. Untuk beraktifitas sehari-hari, datang ke pesta, bertemu kekasih atau relasi, sampai saat beribadah agar dapat lebih kusyu’.
Kebutuhan parfum saat ini pun makin meningkat. Safir, salah satu pedagang bibit parfum di kawasan pasar makam Sunan Ampel Surabaya mengatakan, omzetnya per hari selama Ramadhan lalu meningkat hingga 50%. “Saya bisa mendapat lebih dari satu juta rupiah per hari,” ungkapnya pada surabayatraveler.com.
Jilu, Love Sara, Aqua Digid merupakan nama-nama jenis bibit parfum yang digilai banyak penikmat parfum. Bagi kebanyakan kaum hawa menyukai parfum jenis 212 Sexy. “Namun, kalau laki-laki biasa suka parfum dengan aroma yang tajam, seperti Aqua Digid. Sedangkan jenis Luzie diminati semua kalangan,” jelas pria 27 tahun ini.
Bibit-bibit parfum yang ada tak hanya berasal dari dalam negeri. Lapoor dan Luzie yang notabene berasal dari Swiss bahkan lebih diminati pelanggan. Namun, produk dalam negeri seperti hajar aswat pun tak kalah bersaing.
Tingkat keharuman yang diciptakan bibit parfum tergantung dari campuran yang diberikan. “Lebih sedikit campuran alkohol yang diberikan, lebih harum aroma yang tercipta,” ajar pria yang merintis usahanya 10 tahun lalu tersebut.
Harga jual yang dipatok berfariasi tergantung jenis yang dipilih. Berkisar antara 2000 hingga 2500 rupiah per cc. Jika Anda penggila wewangian dan ingin tampil lebih sempurna, tak salah bila anda mencobanya. N: Subagus Indra/ F: Reza N
Ramadhan Fun Ala Sekolah Kreatif
Tergelitik oleh pengalaman pribadi yang menganggap pendidikan Indonesia mengalami stagnasi, menjadi cikal bakal berdirinya sekolah kreatif SD muhammadiyah 16 Surabaya. Dengan menyuguhkan konsep belajar edutainment, belajar sambil bergembira, sekolah kreatif ini memberikan banyak ruang berekspresi untuk murid.
“Kami sengaja menciptakan suasana yang nyaman bagi murid. Dari tampilan fisik sekolah, cara mengajar, lingkungan belajar hingga SDM yang mengajar. Agar mereka tak merasa takut. Sehingga berani menyampaikan pertanyaan maupun pendapatnya.” Ujar konseptor sekolah kreatif, Heru Tjahjono.
Tak hanya belajar teori didalam kelas, pendidikan outdoor, mendatangkan guest teacher, perjalanan keluar hingga praktek belajar diberikan pada murid. Seperti kesempatan bulan suci Ramadahan yang juga digunakan untuk praktek belajar beramal, berbagi serta beribadah.
Tibanya bulan Ramadhan kali ini pun disambut antusias. Terbukti dari rentetan kagiatan pondok Ramadhan yang mereka gelar dari 18 Agustus hingga 4 September. Dari buka bersama hingga bakti sosial. “Buka bersama kami lakukan keliling dari rumah ke rumah beberapa murid secara bergantian. Ini bertuan untuk menumbuhkan suasana kekeluargaan antara murid, guru dan wali murid,” jelasnya pada Prestasi.
Gairah berbagi, beramal dan beribadah para murid sengaja ditingkatkan dengan kegiatan selaras. Disekolah mereka yang berada di daerah Barata Jaya, Surabaya, diselenggarakan pula layanan kesehatan dan sembako gratis untuk masyarakat sekitar. “Karena dibulan yang penuh berkah ini kami ingin mengajak anak-anak (murid) untuk ikut berlomba-lomba mendapatkan pahala dan berkah-Nya,” tutur pria yang juga menjadi Tim Inovasi Pengembangan Sekolah (TIPS) Sekolah kreatif tersebut.
Selain pembagian ta’jil gratis dan tarawih bersama, murid-murid juga diajak buka bersama tukang becak dan pengajian berjamaah. “Selama bulan puasa ini murid juga dituntun untuk beramal di kaleng infaq. Hasilnya akan diberikan pada teman-teman mereka yang Dhuafa,” imbuh Heru.
Sekolah yang mengadopsi gaya sekolah-sekolah internasional di luar negeri ini, membuat anak didiknya terasa nyaman disekolah dengan menyulap tampilan fisik sekolah menjadi menyenangkan. Dinding, jendela hingga pintu sengaja dibentuk menyerupai wajah badut dengan warna-warna cerah. Di sini juga terdapat arena bermain jembatan gantung agar murid tak merasa bosan.
Output yang diharapkan sekolah yang jumlah muridnya lebih dari 400 anak ini adalah untuk menciptakan pribadi murid yang berkarakter. Karena diakui Heru setiap anak memiliki kepribadian dan minat yang berbeda-beda.
Mendukung hal tersebut, Sekolah yang mengusung konsep full day ini menyediakan sekitar 20 ekstrakurikuler sebagai wadah penampung minat murid. Diantaranya, kiroah, barongsai, biola, catur, menggambar, renang, wushu dan robotika.
Murid-murid dididik untuk berani menggunakan bahasa inggris. Agar mereka tak kagok nantinya. Selain itu, peningkatan SDM pengajar tak luput dari perhatian. Peningkatan mutu guru dilakukan baik eksternal maupun internal. “Karena bukan tak mungkin murid bisa jadi lebih pandai dari pada gurunya.” Ujar ketika ditemui Pretasi.
Heru mengimbuhkan, setiap hal yang cenderung menjadi lebih baik merupakan sebuah prestasi. “Kami memberikan reward untuk setiap prestasi murid sekecil apapun, yaitu dalam bentuk pin yang ditempelkan di dada mereka. Itu membuat mereka lebih termotivasi menjadi lebih baik,” jelasnya.
Berkaitan dengan pemerataan pendidikan untuk rakyat bawah hingga atas. Heru mengaku sekolah kreatif ini telah melakukannya. “Kami juga memberikan bantuan untuk murid kurang mampu dalam bentuk beasiswa. Kami juga tidak melakukan tes saat peneriamaan siswa baru. Jika kuota sudah terpenuhi baru ditutup,” tuturnya.
N/F: Subagus Indra
“Kami sengaja menciptakan suasana yang nyaman bagi murid. Dari tampilan fisik sekolah, cara mengajar, lingkungan belajar hingga SDM yang mengajar. Agar mereka tak merasa takut. Sehingga berani menyampaikan pertanyaan maupun pendapatnya.” Ujar konseptor sekolah kreatif, Heru Tjahjono.
Tak hanya belajar teori didalam kelas, pendidikan outdoor, mendatangkan guest teacher, perjalanan keluar hingga praktek belajar diberikan pada murid. Seperti kesempatan bulan suci Ramadahan yang juga digunakan untuk praktek belajar beramal, berbagi serta beribadah.
Tibanya bulan Ramadhan kali ini pun disambut antusias. Terbukti dari rentetan kagiatan pondok Ramadhan yang mereka gelar dari 18 Agustus hingga 4 September. Dari buka bersama hingga bakti sosial. “Buka bersama kami lakukan keliling dari rumah ke rumah beberapa murid secara bergantian. Ini bertuan untuk menumbuhkan suasana kekeluargaan antara murid, guru dan wali murid,” jelasnya pada Prestasi.
Gairah berbagi, beramal dan beribadah para murid sengaja ditingkatkan dengan kegiatan selaras. Disekolah mereka yang berada di daerah Barata Jaya, Surabaya, diselenggarakan pula layanan kesehatan dan sembako gratis untuk masyarakat sekitar. “Karena dibulan yang penuh berkah ini kami ingin mengajak anak-anak (murid) untuk ikut berlomba-lomba mendapatkan pahala dan berkah-Nya,” tutur pria yang juga menjadi Tim Inovasi Pengembangan Sekolah (TIPS) Sekolah kreatif tersebut.
Selain pembagian ta’jil gratis dan tarawih bersama, murid-murid juga diajak buka bersama tukang becak dan pengajian berjamaah. “Selama bulan puasa ini murid juga dituntun untuk beramal di kaleng infaq. Hasilnya akan diberikan pada teman-teman mereka yang Dhuafa,” imbuh Heru.
Sekolah yang mengadopsi gaya sekolah-sekolah internasional di luar negeri ini, membuat anak didiknya terasa nyaman disekolah dengan menyulap tampilan fisik sekolah menjadi menyenangkan. Dinding, jendela hingga pintu sengaja dibentuk menyerupai wajah badut dengan warna-warna cerah. Di sini juga terdapat arena bermain jembatan gantung agar murid tak merasa bosan.
Output yang diharapkan sekolah yang jumlah muridnya lebih dari 400 anak ini adalah untuk menciptakan pribadi murid yang berkarakter. Karena diakui Heru setiap anak memiliki kepribadian dan minat yang berbeda-beda.
Mendukung hal tersebut, Sekolah yang mengusung konsep full day ini menyediakan sekitar 20 ekstrakurikuler sebagai wadah penampung minat murid. Diantaranya, kiroah, barongsai, biola, catur, menggambar, renang, wushu dan robotika.
Murid-murid dididik untuk berani menggunakan bahasa inggris. Agar mereka tak kagok nantinya. Selain itu, peningkatan SDM pengajar tak luput dari perhatian. Peningkatan mutu guru dilakukan baik eksternal maupun internal. “Karena bukan tak mungkin murid bisa jadi lebih pandai dari pada gurunya.” Ujar ketika ditemui Pretasi.
Heru mengimbuhkan, setiap hal yang cenderung menjadi lebih baik merupakan sebuah prestasi. “Kami memberikan reward untuk setiap prestasi murid sekecil apapun, yaitu dalam bentuk pin yang ditempelkan di dada mereka. Itu membuat mereka lebih termotivasi menjadi lebih baik,” jelasnya.
Berkaitan dengan pemerataan pendidikan untuk rakyat bawah hingga atas. Heru mengaku sekolah kreatif ini telah melakukannya. “Kami juga memberikan bantuan untuk murid kurang mampu dalam bentuk beasiswa. Kami juga tidak melakukan tes saat peneriamaan siswa baru. Jika kuota sudah terpenuhi baru ditutup,” tuturnya.
N/F: Subagus Indra
Langganan:
Postingan (Atom)