Rabu, 04 Agustus 2010

Mahasiswa Sumbang Pikiran Perangi Bahaya Narkoba


Surabaya-Terhitung dari Januari hingga Juni 2010, data kasus narkoba berdasarkan profesi yang dihimpun Badan Narkotika Provinsi (BNP) Jawa Timur, tercatat 86 kasus dilakukan mahasiswa dan pelajar.

Berniat mengurangi angka tersebut, dengan semangat Hari Anti Narkoba Internasional (HANI) yang telah diperingati 24 Juni 2010 di Nganjuk, Kamis (15/7) BNP Jatim menyelenggarakan workshop Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba bersama 100 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi negeri maupun swasta di Surabaya.

Menurut Kasubid advokasi BNP, Hartono, SH, MSi, acara yang diselenggarakan di Java Paragon hotel and residence ini bertujuan untuk meningkatkan peran mahasiswa dalam memerangi bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.

50 perguruan tinggi yang diundang, masing-masing mendelegasikan dua mahasiswanya untuk mengikuti rangkaian acara tersebut. Mahasiswa diberi hak bertanya dan menyuarakan aspirasinya. Hal tersebut diwadahi dengan dibukanya forum bagi mahasiswa untuk menyusun kiat-kiat, metode dan peran mereka turut aktif menanggulangi bahaya dan peredaran gelap narkoba.

“Selama ini kami (BNP) telah melaksanakan program represif (pemberantasan), treatment (pengobatan), rehabilitatif (penyembuhan) dan preventif (penyuluhan). Seperti yang kami lakukan bersama kawan-kawan mahasiswa saat ini,” tutur Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BNP Drs. H. A. Madjid Tawil.

Sebelumnya, mahasiwa diberi materi tentang bahaya narkoba dari sudut pandang hokum, medis dan pendidikan. Materi perspektif hokum dibawakan oleh Komisaris Polisi (Kompol) Suliestyorini, SH, S.Psi.

Sedangkan dari segi pendidikan disampaikan oleh Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Drs. Soubar Isman, SH, MH, MBA, MSC yang juga berperan menjadi staf ahli BNP Jatim. Kemudian pakar Narkoba dan HIV/AIDS, Dr. Soetjipto, SpKJ, memaparkan bahaya Napza dari bidang medis.

Acara ini mendapat tanggapan poitif dari para peserta. “Saya merasa sangat senang acara ini melibatkan peran mahasiswa untuk ikut memerangi narkoba. Saya dapat bertanya banyak langsung pada ahlinya soal bahaya narkoba yang mengintai disekitar kita,” kata Sahid, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surabaya.

Mahasiswa silih berganti men-sounding ide dan gagasannya memerangi narkoba. Sahid menambahkan, mahasiswa dapat berkreasi melalui kegiatan-kegiatan positif mengisi waktu luangnya, agar lebih bermanfaat. Jadi tidak menjadikan nerkoba sebagai bahan pelampiasan.

“Kita dapat mendirikan LSM anti narkoba yang menitik beratkan pada gaya hidup sehat. Bila fokus pada narkoba, ada kekhawatiran akan ditinggalkan. Jadi buat senyaman mungkin sesuai lifestyle anak muda tanpa narkoba,” kata Huda, mahasiswa universitas Narotama.

“Saya berharap pertemuan ini dapat memotivasi mahasiswa untuk turut andil memerangi bahaya narkoba. Sehingga dapat bekerjasama dengan pihak BNP maupun kepolisian dalam pemberantasan peredaran gelap narkoba” harap Madjid.

Selain itu, imbuhnya, mahasiswa dapat menjauhkan pergaulan dan lingkungannya dari narkoba. “Karena hidup lebih indah tanpa narkoba,” tuturnya diakhir acara.

Diwaktu terpisah, Dr. Soetjipto menghimbau agar tidak menjauhi dan mengasingkan bekas pemakai narkoba dalam masyarakat. “Karena mereka membutuhkan dorngan motivasi untuk hidup, jangan malah dikucilkan,” tukas dokter laboratorium Metadhone RSUD Dr. Soetomo. N/F: Subagus Indra

Tidak ada komentar:

Posting Komentar